Floating Image
Floating Image
Sabtu, 6 Desember 2025

Puun Suku Baduy, Bukan Sekadar Pelestari Kebudayaan


Oleh Admin Ole
22 November 2024
tentang Nasional
Puun Suku Baduy, Bukan Sekadar Pelestari Kebudayaan - Ole

Pemimpin Suku Baduy, mengatur suatu komunitas adat.

274 views
Puun Suku Baduy, Bukan Sekadar Pelestari Kebudayaan - Ole

Malang, OLE - Pemimpin adat Suku Baduy memiliki peranan penting dalam pelestarian kebudayaan. Dia merupakan tokoh yang sangat dihargai dalam suatu komunitas adat. Di dalamnya termasuk peran sentral dalam mengatur suatu komunitas adat, sama halnya seperti presiden, tentu dalam skala lebih kecil. Pemimpin adat juga memiliki fungsi pengatur kebiasaan spiritual dan kebiasaan hidup suatu kelompok adat. 

Dalam konsep kedudukan (status), pemimpin adat biasanya ditunjuk oleh masyarakat dengan dasar kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin tersebut, berlandaskan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, yang bisa dimasukkan dalam kategori Achieved Status. 

Tak jarang pula masyarakat memilih pemimpin adat karena memiliki darah keturunan pemimpin terdahulu, atau biasa disebut dengan Ascribed Status. Masyarakat tentu mengharapkan pemimpin yang memiliki pemahaman mendalam mengenai kebudayaan dan tradisi kelompok kebudayaan adat mereka. 

Tiga Fungsi Puun

Yang menarik, pemimpin adat memiliki fungsi sebagai penengah dalam pertikaian kelompok adat. Dia juga bertugas sebagai pengontrol dan penjaga kebudayaan adat, agar tidak luntur termakan oleh waktu. Peran penting pemimpin adat di masyarakat, artinya bisa dilandasi pengalaman dalam menjaga ketertiban adat, dan/atau sudah diwariskan oleh pemimpin terdahulu. 

Puun merupakan sebutan untuk para pimpinan dengan tingkatan tertinggi pada masyarakat Suku Baduy. Pimpinan tradisional dipercaya dapat mempertahankan dan menegakkan norma dan nilai-nilai masyarakat tradisional. Soalnya, hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat tersebut berkiblat pada nilai-nilai tradisi yang penuh dengan unsur-unsur kepercayaan spiritual yang terikat oleh lingkungan alam sekelilingnya (Setyanto,Winduwati, Anggarina, 2019). 

Puun dapat diartikan sebagai tiga pemimpin adat sesuai dengan daerah (tangtu) yang berbeda yaitu: Puun Cibeo, berfungsi sebagai pemimpin yang mengatur hubungan politik dan garis keturunan yang paling muda. Puun Cikeusik, memiliki fungsi sebagai pengatur keagamaan yang dihubungkan dengan garis keturunan tertua. Puun Cikartawana, memiliki hubungan antara dua puun lainnya dengan tujuan untuk mewujudkan identitas budaya  (Mulyadi, Furqon, 2021). 

Suku Baduy sudah sangat mengerti alur dari kepemimpinan adat. Mereka memiliki sistem komunikasi yang teratur dan menyesuaikan dengan fungsi masing-masing. Di samping itu, juga tampak bahwa peran Jaro Pemerintah yang berada di bawah Puun, menjadi indikasi bahwa peran seorang Puun sangatlah kuat (Setyanto,Winduwati, Anggarina, 2019). 

Inilah yang membuat Suku Baduy memiliki budaya yang tidak tergerus oleh waktu. Peran pemimpin adat sangatlah penting dalam menjaga keharmonisan. Setiap individu tentu memiliki rasa sungkan dan tunduk akan peran pemimpin. Ini pula yang menjadi titik penyelesaian setiap permasalahan yang dihadapi masyarakat. 

Mereka kerap dihadapkan pada berbagai masalahan individu maupun kelompok pada masyarakat Suku Baduy. Puun akan mencari solusi untuk diselesaikan secara adat sebab dia memiliki hak dan kekuasaan untuk menyelesaikan pertikaian. Ini terjadi karena Puun memiliki strata atau level yang berbeda dengan masyarakat Baduy lainnya. 

Dalam konsep stratifikasi sosial, Puun memiliki tanggung jawab spiritual yang besar. Status mereka dalam konteks kepercayaan dan spiritualitas, sangat penting. Selain itu adanya perbedaan kelas mempengaruhi peran dan wewenang pemimpin di masyarakat Baduy. 

Menurut teori struktur sosial, setiap masyarakat memiliki norma yang mengatur perilaku anggotanya. Puun berperan dalam menginternalisasi nilai-nilai tersebut, melalui pendidikan dan pengajaran kepada generasi muda. Dengan menjaga norma-norma yang ada, Puun membantu menjaga stabilitas sosial dan mencegah konflik di komunitasnya. Ini menciptakan keteraturan dan harmoni, yang sangat penting bagi keberlangsungan kebudayaan. 

Identitas Kolektif 

Pemimpin adat juga berperan dalam proses sosialisasi, yang merupakan aspek penting dalam sosiologi. Sosialisasi adalah cara individu belajar dan menginternalisasi nilai-nilai budaya dari masyarakat mereka. Melalui ritual dan upacara, Puun mengajarkan anggota masyarakat tentang pentingnya tradisi dan identitas Baduy. Mereka mengajarkan bukan hanya sekadar aturan, tetapi juga makna di balik setiap tradisi. Dengan demikian, pemimpin adat berkontribusi pada pembentukan identitas kolektif masyarakat Baduy. 

Dalam menghadapi arus modernisasi dan perubahan sosial, pemimpin adat memiliki peran penting sebagai mediator. Mereka harus mengarahkan pelestarian tradisi dan adaptasi terhadap perkembangan zaman. Dalam konsep sosiologi, hal ini disebut dengan konsep perubahan sosial di mana masyarakat harus beradaptasi dengan faktor eksternal tanpa kehilangan esensi budaya mereka. Pemimpin adat yang bijak dapat mengajak masyarakat untuk melihat perubahan sebagai peluang, bukan ancaman. 

Pemimpin adat juga berfungsi sebagai mobilisator sosial, mendorong anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan budaya dan sosial. Dalam konsep sosiologi, mobilisasi sosial adalah proses di mana individu dan kelompok dibentuk untuk mencapai tujuan bersama. 

Melalui kepemimpinan Puun, masyarakat Baduy diajak untuk berpartisipasi dalam upacara adat, pertanian, dan kegiatan komunitas lainnya. Partisipasi ini bukan hanya bertujuan untuk menjaga kebudayaan, tetapi juga memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan masyarakat Baduy, yang memiliki dampak penting dalam membangun identitas kolektif. 

Pemimpin adat berfungsi sebagai simbol dan bentuk nyata dari identitas budaya suku Baduy. Dalam sosiologi, identitas kolektif memainkan peranan penting dalam bagaimana individu melihat diri mereka dan kelompok mereka. 

Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan budaya, pemimpin adat dapat menunjukkan bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mempertahankan identitas mereka. Pemimpin adat mampu mendorong masyarakat untuk merasa bangga dengan warisan budaya mereka, menciptakan rasa kekeluargaan yang mendalam dengan tradisi. 

Sosok pemimpin adat dalam masyarakat Suku Baduy memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pribadi masyarakat dan melestarikan kebudayaan mereka. Dengan menggunakan perspektif sosiologi, kita dapat melihat dan menyimpulkan bagaimana Puun atau pemimpin adat berfungsi sebagai pengontrol norma, sosiliator, mediator, mobilisator sosial, dan representasi identitas budaya. 

Dalam dunia yang dinamis, peran para pemimpin adat menjadi semakin penting dalam menjaga keberlangsungan tradisi dan memperkuat ikatan sosial dalam komunitas. Melalui kepemimpinan yang kharismatik dan bijaksana, pemimpin adat membantu masyarakat Baduy tidak hanya bertahan dengan budaya mereka yang kental, tetapi juga berkembang dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin berkembang. 

Agna Diva Raya Nitami, pemerhati masalah sosial dari Universitas Brawijaya. 

 




 

Puun Suku Baduy, Bukan Sekadar Pelestari Kebudayaan - Ole

Sertifikasi tanah adat oleh Menteri ATR di suku Baduy, sebuah perubahan sosial.

Admin Ole
Penulis

Admin Ole

Berita Lainnya dari Nasional

  • Oleh: axie
  • 25 Juli 2025
Laga Amal Untuk Kosasih
  • Oleh: axie
  • 02 Juni 2025
Selamat jalan Tan Joe Hok