Bandung, OLE - Gelombang demonstrasi yang melanda Jakarta pada akhir Agustus 2025 mencapai titik paling brutal ketika rumah anggota DPR RI dari Partai NasDem, Ahmad Sahroni, dijarah dan nyaris dibakar oleh massa di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Namun rumah Sahroni di Bandung memang akhirnya dibakar massa.
Ratusan orang merangsek masuk ke kediaman mewah yang dijuluki “Rumah Sultan Priok” itu, menghancurkan mobil, merusak properti, dan membawa kabur barang-barang berharga seperti patung Iron Man, koper, tas branded, hingga jam tangan mewah. Warga sekitar sempat berteriak agar rumah tidak dibakar karena khawatir api merembet ke pemukiman padat.
Brankas berisi uang juga dijebol. Beberapa uang berupa pecahan dolar AS dan Singapura dihamburkan hingga jadi rebutan masyarakat. “Ini uang rakyat. Anggota dewan serakah. Sahroni yang ngatain rakyat tolol, ternyata punya 28 mobil,” teriak seorang pendemo sambil membakar mobil mewah Lexus milik politisi yang dicopot Nasdem dari Wakil Ketua Komisi itu.
Tak berselang lama, rumah dua anggota DPR lainnya dari Partai Amanat Nasional (PAN)—Eko Patrio dan Uya Kuya—juga menjadi sasaran amuk massa. Rumah Eko Patrio di Setiabudi, Jakarta Selatan, dijarah meski sebelumnya dijaga ketat oleh petugas keamanan.
Sementara rumah Uya Kuya di Duren Sawit, Jakarta Timur, diserbu massa yang masuk hingga ke lantai atas dan merusak perabotan rumah tangga. Video penyerbuan tersebar luas di media sosial, memperlihatkan warga membawa karung dan koper berisi barang dari dalam rumah mereka.
Kemarahan publik terhadap ketiga anggota DPR ini dipicu oleh aksi joget mereka dalam Sidang Tahunan MPR pada 15 Agustus 2025, yang terjadi tak lama setelah pengumuman kenaikan tunjangan DPR hingga Rp120 juta per bulan. Ahmad Sahroni memperkeruh suasana dengan menyebut orang-orang yang menyerukan pembubaran DPR sebagai “mental tolol”.
Pernyataan dan sikap mereka dianggap tidak peka terhadap penderitaan rakyat, terutama setelah tewasnya driver ojol Affan Kurniawan dalam insiden dengan kendaraan taktis Brimob.
Saat ini, ketiga politisi tersebut dikabarkan tidak berada di rumah masing-masing.
Ahmad Sahroni disebut-sebut telah meninggalkan Jakarta dan berada di Singapura sejak insiden terjadi. Eko Patrio dan Uya Kuya belum terlihat di lokasi, namun keduanya telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui media sosial, mengaku menyesal dan berjanji akan lebih berhati-hati dalam bersikap.
Penyerbuan rumah para anggota DPR ini menjadi simbol ledakan kemarahan rakyat terhadap elit politik yang dinilai abai dan arogan. Demonstrasi yang awalnya menuntut keadilan atas tewasnya Affan kini berubah menjadi gerakan luas menuntut reformasi parlemen dan akuntabilitas wakil rakyat. Polisi dan TNI telah dikerahkan untuk mengamankan kawasan elite, namun ketegangan masih terasa di berbagai titik.