Floating Image
Floating Image
Sabtu, 6 Desember 2025

Pertama Sejak 18 Tahun Putin ke AS, Ada Kompromi Ekonomi dari Trump?


Oleh Margo Suko
16 Agustus 2025
tentang MANCA
Pertama Sejak 18 Tahun Putin ke AS, Ada Kompromi Ekonomi dari Trump? - Ole

Putin dan Trump, mencari solusi damai walau dikritik banyak analis.

408 views

Alaska, OLE - Pertemuan bersejarah antara Donald Trump dan Vladimir Putin berlangsung di Anchorage, Alaska (AS), pada Jumat malam waktu setempat. Ini adalah kunjungan pertama Putin ke tanah Amerika dalam 18 tahun, dan menjadi momen krusial dalam upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lebih dari 3 tahun. 

Dalam format tertutup 3 lawan 3, Trump didampingi Marco Rubio dan Steve Witkoff, sementara Putin datang tanpa melibatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Trump menegaskan bahwa ia tidak akan membahas isu teritorial atas nama Ukraina, namun membuka peluang untuk memberikan jaminan keamanan bersama mitra Eropa di luar kerangka NATO. 

Meski Trump menyebut pertemuan itu sebagai langkah menuju perdamaian, laporan dari The Telegraph dan Bloomberg menyebut adanya kemungkinan kompromi ekonomi yang ditawarkan kepada Rusia. Di antaranya adalah akses terhadap sumber daya alam di wilayah pendudukan Ukraina dan potensi eksplorasi di Selat Bering. 

“Keputusan tanpa keterlibatan Ukraina adalah tidak sah secara moral dan politik,” komentar Zelenskyy yang kesal tak diundang. 

Sementara itu, protes besar-besaran mendukung Ukraina berlangsung di luar pangkalan militer tempat pertemuan digelar, menandakan bahwa publik Amerika tidak sepenuhnya mendukung pendekatan Trump. 

Undang Kemarahan Dunia 

Di sisi lain dunia, Israel kembali memicu kemarahan internasional setelah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengumumkan rencana pembangunan lebih dari 3.000 unit permukiman ilegal di Tepi Barat. Langkah ini dinilai sebagai upaya sistematis untuk “mengubur” negara Palestina. 

Serangan udara Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak dan pencari bantuan. PBB menyebut lokasi distribusi bantuan sebagai “jebakan maut.” UNICEF melaporkan bahwa 1 dari 5 anak di Gaza kini mengalami malnutrisi akut. 

Kecaman datang dari berbagai negara, termasuk Jerman, Prancis, Inggris, dan Uni Eropa. Sekjen PBB António Guterres menyatakan bahwa permukiman Israel melanggar hukum internasional dan semakin menjauhkan solusi 2 negara. Mesir dan Turki bahkan menyebut tindakan Israel sebagai bentuk “genosida struktural.” 

Namun, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump memilih pendekatan berbeda: bukan mengecam, melainkan menawarkan peningkatan peran dalam bantuan kemanusiaan. Trump dan utusannya Steve Witkoff dikabarkan sedang merancang skema di mana AS akan “mengambil alih” manajemen bantuan di Gaza karena Israel dianggap gagal. 

Sikap AS ini menuai kritik dari berbagai kalangan. Alih-alih menekan Israel untuk menghentikan agresi, Washington justru memberi ruang bagi Tel Aviv untuk melanjutkan ekspansi militer dengan dalih stabilisasi. 

Banyak analis menilai bahwa pendekatan Trump terhadap Israel dan Rusia menunjukkan pola yang sama: kompromi demi stabilitas jangka pendek, meski mengorbankan prinsip keadilan dan hak asasi manusia. Di tengah penderitaan rakyat Gaza dan ketegangan di Ukraina, dunia menanti apakah diplomasi ala Trump akan membawa perdamaian atau justru memperdalam luka geopolitik. 

Pertama Sejak 18 Tahun Putin ke AS, Ada Kompromi Ekonomi dari Trump? - Ole

Margo Suko
Penulis

Margo Suko

Berita Lainnya dari MANCA