Manchester, OLE - Manchester United resmi mengakhiri kerja sama dengan Ruben Amorim pada Kamis, 28 Agustus 2025, menyusul rentetan hasil buruk yang memuncak dalam kekalahan dari Grimsby Town di putaran kedua Carabao Cup.
Klub divisi empat itu menyingkirkan United lewat adu penalti 12-11 setelah bermain imbang 2-2 dalam waktu normal. Kekalahan ini menjadi titik nadir bagi Amorim, yang hanya mencatat 16 kemenangan dari 41 laga sejak ditunjuk menggantikan Erik ten Hag pada November 2024.
Musim 2025/2026 dimulai dengan nada sumbang. United gagal menang dalam dua laga awal Premier League, menahan Fulham dan kalah dari Arsenal, tanpa satu pun gol dari pemainnya sendiri.
Gagal Diterjemahkan
Di laga uji coba pramusim, performa juga tak menjanjikan: kalah dari Club América dan ditahan Ipswich Town. Apalagi rekrutan baru senilai £200 juta seperti Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo belum memberi dampak signifikan.
Di sisi lain, mantan klub Amorim, Sporting CP, justru tampil lebih stabil dengan 3 kemenangan dari 4 laga awal Liga Portugal, meski sempat kalah dari Alverca.
Ruben Amorim dikenal sebagai pelatih dengan filosofi serangan berbasis sistem 3-4-2-1 yang sukses di Sporting CP. Ia membawa klub Portugal itu meraih 2 gelar liga dan tampil impresif di Liga Champions, termasuk kemenangan 4-1 atas Manchester City. Namun, di Inggris, pendekatan taktisnya gagal diterjemahkan oleh skuad United.
Tingkat kemenangan alias win rate Amorim di Sporting mencapai 88,9%, sementara di United hanya 39%. Tekanan media, struktur klub yang kompleks, dan minimnya adaptasi pemain terhadap sistem barunya menjadi faktor penghambat.
Dalam konferensi pers terakhirnya, Amorim menyampaikan permintaan maaf kepada fans. "Saya hanya bisa meminta maaf. Ketika melihat performa seperti hari ini, sulit untuk menghasilkan secepatnya. Kami bermain seolah tidak ada di lapangan," ujarnya seusai laga melawan Grimsby.
Ia juga menyindir sikap pemain yang menurutnya tidak menunjukkan semangat bertarung. “Saya rasa para pemain sudah berbicara dengan sangat jelas tentang apa yang mereka inginkan,” tambahnya, menandakan ketidakharmonisan internal.
Amorim juga membuat beberapa pemain terpaksa masuk ke dalam daftar "obral murah" karena dinilai sedikit berseberangan dengan dia atau tak sesuai seleranya. Contohnya: Marcus Rashford, Antony, Alejandro Garnacho, Jadon Sancho, Rasmus Hojlund, dan kini Kobbie Mainoo.
Mentalitas Pengecut
Kritik dari pengamat dan penggemar pun mengalir deras. Amorim gagal memberi keteladanan setelah tertangkap kamera menunduk dan menutup wajah saat adu penalti berlangsung.
Media Inggris bahkan menyebut “pengecut” dan “tidak layak memimpin.” Di media sosial, tagar #AmorimOut sempat menjadi trending, dengan banyak fans menuntut pemecatan segera. “Mengambil waktu hanya bikin klub makin terpuruk,” tulis salah satu komentar pedas.
Dengan pemecatan ini, Manchester United menghadapi tantangan baru: membangun ulang proyek yang belum sempat matang. Amorim meninggalkan warisan tak tuntas, dan manajemen kini berkerut pada dilema antara melanjutkan filosofi yang belum terbukti atau kembali ke pendekatan pragmatis.
Sementara itu, Amorim sendiri belum mengumumkan langkah selanjutnya, meski rumor menyebut ia bisa kembali ke Portugal atau mencoba peruntungan di liga lain. Yang pasti, era Amorim di Old Trafford berakhir dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawab.