Manchester, OLE - Manchester United akhirnya memenangi perburuan striker muda Slovenia, Benjamin Sesko (22), Kamis (8/8/2025), meski tawaran mereka ke RB Leipzig di bawah proposal dari Newcastle United. Keputusan akhir ternyata tak hanya ditentukan oleh angka, melainkan juga oleh preferensi pribadi sang pemain yang sejak awal condong ke Old Trafford.
MU melempar tawaran 85 juta Euro (termasuk bonus), sementara Newcastle datang dengan proposal lebih tinggi, mencapai 90 juta Euro (termasuk tambahan). Namun, Sesko telah memberi tahu rekan-rekannya, ia akan meninggalkan Leipzig dan pergi ke Old Trafford. Ia bahkan absen dalam laga pramusim melawan Atalanta dan berlatih terpisah dari skuad utama Leipzig.
Sumber dari Sky Sports dan jurnalis Fabrizio Romano mengonfirmasi, Sesko telah menyetujui kontrak berdurasi 5 tahun bersama MU hingga Juni 2030. Komunikasi eksklusif antara pihak MU dan Sesko disebut sebagai penentu utama. Sesko tak pernah memberi sinyal serupa kepada klub lain. Ini memperkuat kesan, bela MU bukan hanya pilihan finansial, tapi juga pilihan emosional bagi Sesko.
Sinyal kian kuat setelah Newcastle, langsung mengalihkan fokus ke striker Chelsea, Nicholas Jackson (24). Chelsea sendiri bernafsu melepas striker Senegal itu, terutama setelah kedatangan Joao Pedro dan Liam Delap yang memanaskan persaingan di lini depan Stamford Bridge.
Jackson memiliki rekam jejak yang cukup solid di Premier League, dengan 30 gol dan 12 assist dari 81 laga bersama Chelsea. Meski bukan profil striker top seperti Erling Haaland atau Ollie Watkins, ia dinilai punya potensi dan pengalaman yang cukup untuk menjadi solusi lini depan Newcastle, terutama jika Alexander Isak jadi hengkang ke Liverpool.
Hanya Rekrut yang Cinta Klub
Musim 2025/2026 strategi transfer Manchester United di bawah manajer Ruben Amorim dan dukungan struktur baru INEOS, jauh lebih selektif. MU merekrut pemain bukan cuma melihat kualitas teknis, tapi juga kecintaan pemain pada klub. Sesko menjadi contoh paling nyata.
Drama transfer Bryan Mbuemo dari Brentford bahkan lebih menguras emosi. MU bahkan sampai melepas 3 tawaran sebelum akhirnya transfer terwujud. Kala itu ia juga diminati Tottenham Hotspur dan Newcastle. Mbuemo sejak awal bilang ke Brentford, ia hanya mau menerima transfer MU, yang jadi klub idola masa kecil.
Hal serupa juga terlihat pada Noussair Mazraoui dan Matthijs de Ligt, yang rela meninggalkan Bayern yang punya jaminan trofi tiap tahun, padahal MU babak belur selepas dilatih Sir Alex Ferguson. Begitu pula Matheus Cunha yang dibetot dari Wlverhampton. Belum lagi 2 pemain muda Chido Oi Martin dan Ayden Heaven, sudah nyaman di Arsenal justru membelot ke MU.
Beberapa nama top di Liga Inggris pernah mengakui mereka adalah fan Manchester United. Sebut saja 2 pilar Chelsea, Cole Palmer serta Moises Caicedo, gelandang asal Ekuador. Di kubu tim tetangga, 2 pilar pertahanannya penggemar MU, Josko Gvardiol dan Manuel Akanji.
Filosofi ini menandai pergeseran dari era pembelian bintang mahal yang minim loyalitas. Amorim menekankan pentingnya karakter dan mentalitas pemain, bukan sekadar statistik atau popularitas. MU berharap klub jadi kuat jika skuadnya solid secara teknis dan emosional.
Musim 2025/2026 menjadi titik balik, di mana loyalitas dan kecintaan terhadap MU menjadi syarat utama dalam setiap perekrutan. Strategi ini bisa menjadi fondasi jangka panjang untuk mengembalikan kejayaan Setan Merah di Inggris dan Eropa.
