Floating Image
Floating Image
Minggu, 7 Desember 2025

Anjas Asmara: Rapor PSSI Sudah Merah, Saat Berbenah


Oleh Sigit Nugroho
06 Desember 2025
tentang OLE NASIONAL
Anjas Asmara: Rapor PSSI Sudah Merah, Saat Berbenah - Ole

Bersama mengkritisi PSSI (ki-ka): Safril, Anjas, Yudo, Mulyadi, dan Rohili.

205 views
Anjas Asmara: Rapor PSSI Sudah Merah, Saat Berbenah - Ole

Jakarta, OLE – Rapor PSSI di era Ketua Umum Erick Thohir saat ini sudah merah, saatnya sepak bola Indonesia berbenah. Begitu salah satu tema yang diangkat salah satu legenda sepak bola Indonesia, Anjas Asmara, dalam diskusi di Kedai Anak Binjai di Kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Mingu (6/12/2025) siang.

Anjas juga menyoroti strategi naturalisasi yang dinilainya kurang tepat sasaran. “Kualitas para pemain yang dinaturalisasi tergolong jauh, bisa dibilang kelas 3 ke atas. Kredibiltas oarng yang ditugasi memilih pemain naturalisasi juga tidak jelas,” imbuh Anjas.

Saat disebut bahwa ada pemain top seperti Jay Idzas di kasta utama Liga Italia dan Kevin Diks di Liga Jerman, Anjas menjawab, “Saat membela timnas Indonesia, Idzes pernah juga melakukan kesalahan elementer berupa blunder fatal saat ditekan lawan.”

Hal lain yang jadi perhatiannya adalah minimnya perhatian PSSI dalam pembinaan sepak bola usia dini. Ironisnya, itu pondasi dasar seorang pemain dalam mengembangkan skill. 

“Bukan belajar passing setelah dewasa. Dulu, waktu kami dilatih Wiel Coerver atau Tony Pogacnik, kesalahan elementer passing, bisa dihukum latihan passing berjam-jam. Namun, kualitas pelatih di level dasar juga harus diperbaiki,” ujarnya.

Yudo Hadiayanto, eks kiper legendaris yang berulang tahun ke-84, sepakat dengen komentar Anjas. “Saya ingin menambahkan, jika fokus ke pembinaan sepak bola usia dini, mestinya pemerintah mendukung dengan pendanaan. Katanya ada, tapi saya sering dengar keluhan soal ini,” komentar Papi Yudo, yang juga mengkritisi rangkap jabatan Erick Thohir sebagai Menpora dan Ketua Umum PSSI.

“Kita punya UU No. 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional, yang diperbarui pada tahun 2022. Namun banyak pelaku bola kesulitan menikmati anggaran yang disediakan lewat APBN. Karena itu, saya usul kita minta rapat dengar pendapat atau RDP di DPR RI,” kata Safril SH, mantan pemain, menambahkan.

Sementara Liston Palito, eks triker ganas di eranya, berharap agar para mantan pemain lebih diapresiasi PSSI. “Libatkanlah, sebab mereka pakar di bidangnya. Selain itu, saya juga berharap para mantan pemain Bersatu, tak terkotak-kotak seperti pundit bola saat ini. Ada yang pro PSSI, banyak yang kontra,” usul Liston.

Yang pasti, Mulyadi mantan pemain yang menggagas acara ini, merasa senang bisa berkontribusi dengan mengajak para stake holder sepak bola untuk berdiskusi, sekaligus bersantap siang bersama.

"Saya tergerak menggagas diskusi ini dengan melibatkan para pemain legenda dengan maksud mencari solusi permasalahan sepak bola nasional, sekaligus mengapresiasi mereka," ujar Mulyadi, mantan pesepak bola yang kini mengikuti banyak komunitas sepak bola seperti AHY FC, Depok All Stars, IFF dan lain-lain.

Menurut Mulyadi yang kini masih aktif di instansi PLN, para legend itu patut diapresiasi dan dierhatikan karena mereka telah berjasa. “Harus diakui, mereka pernah membuat harum citra sepak bola nasional di eranya. Bisa menahan klub-klub besar Eropa, serta menghajar Jepang, Korea dll, itu tak terbantahkan,” sambungnya.

Anjas Asmara: Rapor PSSI Sudah Merah, Saat Berbenah - Ole

Diskusi di Kedai Anak Binjai, demi rasa peduli pada sepak bola Indonesia.

Sigit Nugroho
Penulis

Sigit Nugroho

Berita Lainnya dari OLE NASIONAL